Ada dua kegiatan tingkat nasional pada bulan Mei 2018, yaitu training of trainer (TOT) dan standardisasi Tilawati. Kedua kegiatan tersebut diadakan di Pesantren Al-Quran Nurul Falah
Surabaya. Namun, pesertanya berbeda.

Untuk TOT Tilawati pesertanya adalah mereka yang pernah ikut standardisasi, sedangkan untuk
standardisasi adalah bagi yang belum pernah ikut TOT atau lainnya. Sehingga mereka benar-benar
baru tahu apa Tilawati. Menurut pengasuh Pesantren Al-Quran Nurul Falah Surabaya, KH Drs Ali Muaffa, standardisasi yang diadakan ini berbeda dengan sebelumnya.

Untuk kali ini, pesertanya adalah mereka yang belum mengenal Tilawati sama sekali. ”Tujuannya
memang untuk mengenalkan Tilawati kepada mereka,” terangnya. Pesertanya juga berbeda dari biasanya. Kali ini pesertanya ialah utusan dari beberapa lembaga di Indonesia. Misalnya, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan Ponpes Darussalam, Gontor, Ponorogo. Ada pula yang berasal dari Manajemen Qolbu Jombang. Total pesertanya 57 orang dan semuanya belum pernah mengenal Tilawati.

“Dari kegiatan ini, diharapkan mereka bisa mengenal Tilawati dan kemudian bisa mengamalkan dalam kehidupan sehari-hari,” tutur KH Ali Muaffa. Berdasarkan data yang masuk, lebih dari 50 persen peserta memilih menggunakan Tilawati. Ada yang melakukan komunikasi dengan Nurul Falah dan kemudian membuka cabang. Sementara pesertanya sengaja dipilih dari lembaga-lembaga yang telah menerapkan metode pengajaran Alquran, namun belum menggunakan Tilawati.

Menurut KH Drs Ali Muaffa, kegiatan yang diadakan untuk kedua kalinya pada tahun ini tersebut sangat bermanfaat. Mereka bisa mengenal Tilawati dan cara mengajarkannya. Apalagi, semua peserta mendapatkan buku pedoman Tilawati. Untuk ikut serta pun gratis, hanya akomodasi dari derah asal ke Surabaya yang ditanggung sendiri. Sementara itu, kegiatan standardisasi dihelat pada 20-22 April 2018. Peserta ToT Tilawati berjumlah enam orang dari seluruh Indonesia.

Ada yang istimewa dengan acara tersebut. Hal ini disebabkan keikutsertaan Ustazah Madaniyah yang
merupakan istri Sultan Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah. Ia pun membumi dan ikut membaur dengan tidur bersama peserta lainnya meski hanya beralas tikar.

Sebagai istri sultan, Ustazah Madaniyah ingin menambah guru TPQ yang ada di lingkungan istana sebanyak lima orang. (za)
 
Top