Lembaga pendidikan yang terletak di Jalan Banyuurip Wetan IV Surabaya ini terus berbenah menjadi lebih baik. Mulai dari kalangan internal, sampai di rumah masing-masing. Hal itu salah satunya terlihat pada pemberdayaan sumber daya manusia (SDM) dengan memberikan kotak infak kepada setiap siswa untuk diisi di rumah. Kebiasaan inilah yang sekarang dikembangkan di TK Tunas Bakti.
Ibu Ersi Yarsi, kepala TK Tunas Bakti, mengatakan bahwa pemberian kotak infak ini bertujuan untuk membiasakan anak-anak berinfak. Anak-anak sejak dini sudah dikenalkan dengan perilaku sedekah dan ternyata hasilnya lumayan.
”Kami mengajak anak-anak untuk berinfak seikhlasnya,” kata Ibu Ersi. Ditambahkan oleh Ustad Oddy, guru agama Islam, infak yang diberikan merupakan uang pecahan kecil. Misalnya, uang Rp 100, Rp 200, dan Rp 500. Uang itu oleh anak-anak dianggap tidak laku. Padahal, sebenarnya uang itu laku.
TK Tunas Bakti Surabaya Terus Berbenah Menjadi Lebih Baik Menurut Ustad Oddy, daripada uang itu dibuang, akhirnya dikumpulkanlah uang itu melalui kotak amal yang dibawa pulang.
Ternyata tanggapan orang tua juga baik dan siswa pun merasa senang. Menurut Oddy, pemberian kotak infaq itu dimulai Januari lalu. ”Masih belum lama memang, namun memberikan dorongan untuk
berinfak. Saya berharap kegiatan ini bisa berlangsung cukup lama,” terang Ustad Oddy Karena responsnya cukup baik, murid kelas nol kecil juga diberi kotak amal. ”Jadi tidak hanya murid kelas nol besar,” tuturnya. Semua murid yang beragama Islam diberi kotak amal. Total semuanya berjumlah 68 kotak amal yang dibawa pulang. Setiap bulan isi kotak dibuka sama dihadapkan guru dan wali murid.
Ibu Ersi Yarsi berharap, kegiatan ini bisa menjadikan siswa lebih baik. ”Kami berharap, mereka tidak lagi membuang uang Rp 100 dan Rp 200, tetapi menyimpannya di kotak amal dan diserahkan ke sekolah tiap bulan. Tidak perlu malu. Ini niat baik dan selalu dalam lindungan Allah SWT,” tegasnya. (za)